Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Abu Hurairah Bagian 2




Terjemahan dari kitab Ashhabu ar-Rasul
Penulis : Syaikh Mahmud Al-Mishri
Editor   : Hikam Fajri

BAGIAN 2


Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, "Mereka mengatakan, "Sesungguhnya Abu Hurairah r.a meriwayatkan hadits dalam jumlah banyak [semacam mempertanyakan bagaimana bisa?], padahal Allah ﷻ telah memberikan ancaman [atas orang yang banyak bicara dan tidak mengamalkannya].' Mereka juga mengatakan, Mengapa kaum Muhajirin dan Anshar tidak banyak meriwayatkan hadits seperti hadits-hadits yang diriwayatkannya? Sesungguhnya saudara-saudaraku dari kaum Muhajirin sibuk dengan transaksi di pasar. Sementara saudaraku dari kaum Anshar sibuk dengan investasi harta mereka. Sementara aku adalah seorang miskin yang selalu menyertai Rasulullah ﷺ demi untuk mengisi perutku. Aku hadir di saat mereka absen, dan aku menangkap (pesan beliau) di saat mereka lupa. Suatu hari, Nabi ﷺ bersabda, 'Tidak seorang di antara kalian yang membentangkan pakaiannya hingga aku menyudahi ucapanku ini, kemudian ia menggulungnya ke dadanya kecuali dia tidak akan pernah lupa dengan sesuatu pun dari ucapanku selamanya.' Demi Allah Yang mengutusnya dengan kebenaran, aku tidak pernah lupa dengan ucapan beliau itu hingga hari ini. Demi Allah, andaikata bukan karena dua ayat di dalam Kitabullah ini, pasti aku tidak akan menceritakan sesuatu pun selama-lamanya. Yaitu firman-Nya:


"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang". (Al-Baqarah : 159-160).
--------------------------
Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 2350), Muslim (no. 2492), dan Ahmad (II/274).


Abu Hurairah r.a pernah menemui 'Aisyah r.a, lalu Aisyah berkata kepadanya, "Wahai Abu Hurairah, kamu banyak sekali meriwayatkan hadits dari Rasulullah !" la menjawab, "Demi Allah, benar, wahai ibunda! Aku tidak pernah disibukkan oleh cermin, celak ataupun minyak." Ia berkata, "Semoga saja."
----------------
Syaikh al-Arna'uth berkata, "Para perawinya Tsiqat. Disebutkan oleh al- Hafizh Ibn Hajar dalam kitabnya al-Ishabah, dan menisbatkannya kepada Ibn Sa'ad, lalu menilai sanadnya Jayyid (baik)."

Dalam sebuah riwayat yang lain dari 'Aisyah, bahwasanya ia memanggil Abu Hurairah r.a, lalu berkata, "Wahai Abu Hurairah, ada apa dengan hadits-hadits yang sampai kepada kami ini?, kabarnya engkau meriwayatkannya dari Nabi ﷺ. Bukankah apa yang telah kamu dengar adalah yang kami dengar juga? Bukankah apa yang kamu lihat adalah apa yang kami lihat pula?" Ia berkata, "Wahai ibunda, sesungguhnya urusan cermin, celak dan dandan untuk Rasulullah ﷺ telah menyibukkanmu dari beliau . Demi Allah, sesungguhnya aku tidak disibukkan oleh sesuatu pun dari hal itu."
-----------------
HR. Al-Hakim di dalam al-Mustadrak (III/509). Ia berkata, "Ini adalah hadits yang shahih sanadnya." Dan Imam adz-Dzahabi menyetujuinya.

Lebih dari itu, pada suatu hari, Nabi ﷺ pernah mengaminkan do'anya. Abu Hurairah pernah berdo'a, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu ilmu yang aku tidak akan melupakannya." Maka Nabi ﷺ berkata, "Amin. "
------------------
Disebutkan oleh al-Hafizh dalam kitabnya al-Ishabah, dan ia menisbatkannya kepada an-Nasa-i dalam bab al-'lm, dari kitab as-Sunan. Ia menilai sanadnya Jayyid.

IA MENGAJAK UNTUK MENDAPATKAN WARISAN RASULULLAH ﷺ

Abu Hurairah r.a ingin agar saudara-saudaranya serius dalam menuntut ilmu dan menyampaikannya seperti yang ia lakukan, agar dakwah membuahkan hasil dan ilmu menyebar di tengah umat manusia di setiap tempat. Ia menciptakan cara-cara yang baik [menarik] dalam berdakwah kepada Allah ﷻ.

Pada suatu hari, ia melintas di pasar Madinah, lalu menemukan orang-orang sibuk dengan transaksi jual beli, maka ia pun merasa khawatir dunia telah menyambangi mereka, sehingga membuat mereka menghindar dari menuntut ilmu. Maka, ia berkata kepada mereka, “Alangkah lemahnya kalian, wahai penduduk Madinah!"

“Apa kelemahan yang engkau lihat dari kami, wahai Abu Hurairah?" kata mereka.

"Warisan Rasulullah sedang dibagi-bagikan sementara kalian masih di sini? Tidakkah kalian pergi dan mengambil bagian kalian?" katanya.

"Di mana warisan itu, wahai Abu Hurairah?"tanya mereka.

"Di masjid!" jawab Abu Hurairah.

Lalu secepatnya mereka pergi ke sana, sementara Abu Hurairah berdiri menyaksikan mereka hingga mereka kembali. Tatkala melihatnya, berkatalah mereka, "Wahai Abu Hurairah, kami sudah datang ke masjid, namun tidak melihat sesuatu pun sedang dibagi-bagikan di sana!"

"Apakah kalian tidak melihat seorang pun di dalam masjid?" tanyanya.

"Tentu, Kami melihat ada orang-orang yang sedang shalat, ada yang sedang membaca al-Qur-an dan ada yang saling mengevaluasi [mengingatkan] dalam masalah halal dan haram," jawab mereka.

"Duhai kalian. Itulah warisan Rasulullah ﷺ !" jawabnya.

SYUBHAT DAN JAWABANNYA 

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata:

"Aku menyimpan dua wadah [warisan ilmu] dari Rasulullah ﷺ: salah satunya telah aku sebarkan kepada manusia, sedangkan yang satu lagi, andai aku sebarkan, maka pastilah leher ini dipenggal."
--------------------
Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 120) (I/192-193), kitab al-'lm, bab Hifzh al-'lm.

Syaikh Syu'aib al-Arna'uth berkata, "Para ulama mengisyarat- kan wadah yang belum disebarkan oleh Abu Hurairah itu adalah hadits-hadits yang berisi penjelasan mengenai para penguasa yang buruk, serta kondisi dan periode kekuasaan mereka. Abu Hurairah sudah pernah menyindir sebagiannya dan tidak berani menjelaskannya secara terang-terangan karena khawatir dirinya celaka. Seperti perkataannya, "Aku berlindung kepada Allah ﷻ dari awal tahun enam puluhan dan kekuasaan anak-anak muda." Ini menyiratkan kepada kekhalifahan Yazid bin Mu'awiyah, sebab ia dimulai tahun 60 H. Allah mengabulkan do'a Abu Hurairah, di mana ia wafat setahun sebelum itu. Ibnu al-Munir berkata, "Sebagian orang menjadikan hadits ini sebagai alasan pembenaran atas kebatilan mazhab mereka, di mana mereka meyakini bahwa syariat ini memiliki sisi lahir dan sisi batin. Kebatilan ini diakibatkan oleh kemerosotan dalam beragama. Padahal yang dimaksud Abu Hurairah dengan ucapannya, 'Pasti dipenggal (leher ini),' adalah pasti para penguasa yang zhalim itu memenggal kepalanya bila mereka mendengar ia mencela perbuatan mereka dan menyesatkan perbuatan mereka. Hal ini dikuatkan dengan statement bahwa andaikata hadits-hadits yang tertulis termasuk ke dalam hukum-hukum syariat, maka sudah pasti ia tidak mungkin menyembunyikannya."
-------------------
Anotasi (catatan tepi) kitab Siyar A'lam an-Nubala' (II/597)

Imam adz-Dzahabi berkata, "Menurutku, Ini menunjukkan bolehnya menyembunyikan sebagian hadits-hadits yang dapat menggerakkan terjadinya fitnah dalam masalah Ushul (pokok agama), masalah Furu' (cabang), masalah yang dipuji atau dicela. Sedangkan hadits yang berkenaan dengan masalah halal atau haram, tidak boleh disembunyikan apa pun alasannya, sebab ia termasuk al-Bayyinat (keterangan-keterangan yang jelas) dan Huda (petunjuk)."

Di dalam Shahih al-Bukhari terdapat ucapan 'Ali r.a, "Berbicaralah kepada manusia dengan apa yang mereka kenal (mudah dipahami), dan tinggalkanlah apa yang mereka ingkari. Apakah kalian ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan?"

Demikian pula, andai kata Abu Hurairah r.a menyebarkan wadah yang satu tersebut, sudah pasti ia akan disakiti atau bahkan dibunuh. Akan tetapi terkadang ijtihad seorang Alim mendorongnya untuk menyebarkan hadits tertentu demi menegakkan sunnah. Maka dalam hal ini, tergantung kepada niatnya dan ia mendapatkan pahala sekalipun ia salah dalam ijtihadnya itu."
------------------------
Siyar A'lam an-Nubala', karya Imam adz-Dzahabi (II/597-598).

BAKTI ABU HURAIRAH KEPADA IBUNYA 

Di antara bentuk bakti paling agung adalah keseriusan seorang anak dalam mendorong kedua orangtuanya untuk mendapatkan hidayah agar menjadi sebab keduanya masuk Surga. Apakah ada hadiah yang paling besar dari ini?

Dan ini dia Abu Hurairah r.a mengerahkan segenap tenaga dan sangat serius dalam membimbing ibundanya yang masih musyrik agar mendapatkan hidayah.

Abu Hurairah r.a berkata, "Aku senantiasa mengajak ibunda ku memeluk Islam saat ia masih musyrik. Suatu hari, aku mengajaknya (untuk memeluk Islam), lalu ia memperdengarkan kepadaku sesuatu yang tidak aku suka tentang Rasulullah ﷺ. Kemudian aku datang kepada Rasulullah ﷺ dalam keadaan menangis. Aku berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah mengajak ibunda ku memeluk Islam, namun ia menolak. Hari ini aku kembali mengajaknya, namun ia malah memperdengarkan kepadaku sesuatu yang tidak aku suka tentang dirimu. Mohonkanlah kepada Allah ﷻ agar Dia memberikan hidayah kepada ibunda Abu Hurairah.'

Lalu Rasulullah ﷺ berkata, 'Ya Allah, berilah petunjuk kepada ibu Abu Hurairah.' Lalu aku keluar sambil bersuka cita karena do'a Rasulullah ﷺ tersebut. Tatkala aku tiba, dan sudah berada di depan pintu, ternyata pintu tertutup. Ibuku mendengar suara langkah kakiku seraya berkata, 'Diam di tempatmu, wahai Abu Hurairah!" Kemudian aku mendengar gemericik air. Kiranya ia mandi, lalu mengenakan baju panjangnya, kemudian bergegas meraih kerudungnya, lalu membuka pintu, kemudian mengucapkan, 'Asyhadu an la Ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa Rasuluhu. Lalu aku kembali menemui Rasulullah ﷺ. Aku datang kepadanya sambil menangis karena sangat gembira. Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, bergembiralah! Allah ﷻ telah mengabulkan do'amu dan telah memberikan hidayah kepada ibunda Abu Hurairah.' Lalu beliau ﷺ memuji Allah dan menyanjung-Nya serta mengatakan hal yang baik-baik. Lalu aku berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah ﷻ agar Dia menjadikan aku dan ibundaku mencintai para hamba-Nya yang beriman dan menjadikan mereka cinta kepada kami.

Maka Rasulullah ﷺ berkata, 'Ya Allah, jadikanlah hambamu ini -Abu Hurairah- dan ibundanya mencintai para hamba-Mu yang beriman, dan jadikanlah orang-orang yang beriman mencintai mereka.' Maka tidaklah diciptakan seorang mukmin yang mendengar tentangku dan tidak pernah melihatku melainkan ia mencintaiku."
-----------------------
Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2491), dan Ahmad (II/319-320).

IBADAH ABU HURAIRAH 

Diriwayatkan dari Abu 'Utsman an-Nahdi, ia berkata, "Aku menjadi tamu Abu Hurairah selama tujuh hari. Ia, isterinya dan pembantunya bergantian membagi malam menjadi tiga bagian, yang ini shalat, kemudian membangunkan yang berikutnya, lalu yang itu shalat, setelah itu membangunkan yang berikutnya lagi. Begitulah seterusnya, hingga ibadah tidak pernah terputus di rumahnya sepanjang malam.

Diriwayatkan dari 'Atha' bin Abu Rabah, dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, "Tidak ada penyakit yang lebih aku sukai daripada demam panas, sebab ia memberikan bagian dari rasa sakit kepada setiap persendian. Dan sesungguhnya Allah ﷻ memberikan pahala setiap persendian yang ikut merasakan sakit tersebut."
----------------------------
Shifah ash-Shafwah (I/294). 

Dan Diriwayatkan dari 'Ikrimah , bahwasanya Abu Hurairah biasa membaca tasbih setiap hari sebanyak 12.000 kali tasbih. Ia mengatakan, "Aku bertasbih seukuran diyatku."
---------------------------
Tarikh Dimasyq, karya Ibn 'Asakir (IX/122/2). 




Bagian : 1   2   3

Post a Comment for "Abu Hurairah Bagian 2"